secangkir kopi panas

selamat datang dan bergabung dengan blog saya, semoga memberi manfaat keilmuan dan meningkatkan ukhuwah islamiah

Senin, 13 Juni 2011

memahami konsep suksesi menuju stabilitas klimaks


SUKSESI HUTAN:
PROSES PEMBENTUKAN KLIMAKS UNTUK MENCAPAI STABILITAS

Oleh
Ichsan Suwandhi dan Dede J. Sudrajat
(mahasiswa program doktor sps IPB)

I.      PENDAHULUAN
Hutan-hutan yang ada sekarang ini merupakan komunitas tumbuhan yang terbentuk selama puluhan bahkan ratusan tahun melalui proses-proses perubahan dan pergantian yang sangat dinamis.  Dinamika masyarakat tumbuhan yang mengakibatkan berbagai perubahan-perubahan dimulai dari komunitas tumbuhan yang sederhana sampai dengan yang kompleks, sampai pada akhirnya terbentuklah hutan primer yang sangat bervariasi tipe dan bentuknya.
Indriyanto (2006) menjelaskan, semua organisme beserta lingkungannya bersifat dinamis, artinya bahwa di antara mereka selalu terjadi interaksi sehingga menghasilkan perubahan.  Setiap organisme dimana saja berada akan berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan melalui perubahan pada tubuh maupun fungsinya, sedangkan lingkungan juga mengalami perubahan melalui proses fisik atau biogeokimia untuk mempertahankan kualitas penunjang kehidupan dan keseimbangan system dalam komunitas.
Menurut Soerianegara dan Indrawan (1998), komunitas hutan merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh karena komunitas itu terbentuk secara berangsur-angsur melalui beberapa tahap invasi oleh tumbuhan.  Perubahan dalam komunitas tumbuhan selalu terjadi, bahkan dalam komunitas yang stabil pun perubahan tetap terjadi, hal ini ditandai dengan kondisi apabila pohon-pohon tua telah mati kemudian tumbang mengakibatkan terjadinya pembukaan tajuk hutan, sehingga sinar matahari dapat masuk dan memancing terjadinya pertumbuhan anakan yang semula tertekan menjadi leluasa diikuti beberapa jenis tumbuhan bawah.
Gopal dan Bhardwaj (1979) dalam Indriyanto (2006) menegaskan bahwa perubahan komunitas sudah pasti berimplikasi pada perubahan struktur komunitas, hal ini menunjukkan bahwa struktur komunitas tidak selalu tetap, tetapi berubah menurut waktu dan tempat.  Waktu yang diperlukan dalam proses perubahan waktu bervariasi tergantung faktor-faktor lingkungan dari sangat singkat sampai sangat panjang.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa perubahan fenologi beragam spesies sebagai sebuah komuntitas akan membawa perubahan terhadap struktur komunitas itu sendiri.  Perubahan yang terjadi dapat berupa (Indriyanto, 2006; Ewusie, 1990) :
1)    Perubahan siklis, yaitu perubahan komunitas yang terjadi pada periode tertentu, mudah kembali ke keadaan yang hampir sama dengan keadaan sebelumnya.  Perubahan siklis yang sangat jelas dicontohkan dengan perubahan fenologi pada populasi tumbuhan hutan, misalnya perkecambahan, menggugurkan daun, pembungaan dan penyebaran.  Contoh-contoh perubahan siklis lainnya antara lain :
-     Perubahan rutin harian : gerak tidur daun, pasang surut air laut, kegiatan hewan nocturnal dan diurnal, dan perubahan kepadatan fitoplankton pada kedalaman badan air yang berbeda.
-     Perubahan musiman : pembungaan tumbuhan perennial, kelimpahan serangga pada musim hujan, suara-suara burung merak pada musim tertentu, migrasi burung dan lain-lain.
2)    Perubahan non-siklis, yaitu perubahan komunitas yang terjadi secara drastic dan kondisi komunitas cenderung berubah secara permanen.  Perubahan-perubahannya kadang-kadang hanya dapat dilihat pada beberapa tahun kemudian, bahkan dapat melebihi satu abad lamanya yang hanya dapat dipelajari dengan cara tidak langsung.

II.    KONSEP SUKSESI VEGETASI HUTAN
A.   Pengertian Suksesi
Istilah suksesi digunakan pertama kali oleh Hult pada tahun 1885 dalam studi tentang perubahan pola komunitas, sedangkan dasar studi suksesi dicetuskan oleh Cowles pada tahun 1899, dilanjutkan oleh Clements pada tahun 1907 melalui prinsip-prinsip dan teori suksesi (Gopal dan Bhardwaj, 1979).
Beberapa pengertian mengenai suksesi oleh beberapa ahli ekologi dikemukakan sebagai berikut :
1)    Tansley (1920) mendefinisikan suksesi sebagai perubahan tahap demi tahap yang terjadi dalam vegetasi pada suatu kecendrungan daerah pada permukaan bumi dari suatu populasi berganti dengan yang lain.
2)    Mueller-Dombois and Ellenberg (1974), suksesi sebagai suatu studi orientasi yang memperhatikan semua perubahan dalam vegetasi yang terjadi pada habitat sama dalam suatu perjalanan waktu.
3)    Gopal dan Bhardwaj (1979), suksesi merupakan perubahan langsung secara keseluruhan pada selang waktu lama, bersifat kumulatif, di dalam komunitas tertentu dan terjadi pada tempat yang sama.
4)    Kendeigh (1980), suksesi adalah proses perubahan yang terjadi dalam komunitas atau ekosistem yang menyebabkan timbulnya pergantian dari suatu komunitas atau ekosistem oleh komunitas atau ekosistem yang lain.
5)    Resosoedarmo dkk. (1986), suksesi adalah perubahan dalam komunitas yang berlangsung secara teratur dan menuju ke satu arah.
6)    Polunin (1994), suksesi merupakan rentetan perkembangan komunitas yang merupakan suatu sera dan mengarah ke suatu keadaan yang mantap (stabil) dan permanen yang disebut klimaks.
7)    Soerianegara dan Indrawan (1998), suksesi sering disebut pula dengan istilah sere merupakan proses dinamika yang terjadi pada masyarakat tumbuhan akibat modifikasi faktor-faktor lingkungan.
8)    Irwan, Z.J (2007), suksesi merupakan proses dalam komunitas tumbuhan yang berlangsung menuju ke satu arah, berlangsung lambat, teratur, pasti dan dapat diramalkan.
Komunitas yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi ekologis atau suksesi, yang terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis). Namun demikian klimaks itu sendiri berada dalam keseimbangan dinamis (Pulunin, 1994). Beberapa terminologi yang terkait dengan suksesi dikemukakan pada Tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1.  Beberapa terminology terkait suksesi dan deskripsinya
No.
Terminologi
Deskripsi
1
Sere
Serangkaian perubahan dalam komunitas atau ekosistem yang dapat didentifikasi selama suksesi.
2
Seral
Masing-masing tingkat perubahan komunitas atau ekosistem selama suksesi
3
Suksesi primer
Suksesi yang terjadi di atas lahan atau wilayah yang mula-mula terbuka (tidak bervegetasi)
3
Prisere
Serangkaian perubahan dalam komunitas atau ekosistem yang dapat diidentifikasi selama terjadi suksesi primer
4
Suksesi sekunder
Suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang pada awalnya bervegetasi kemudian mengalami gangguan oleh penyebab alami maupun aktivitas manusia
5
Subsere
Serangkaian perubahan dalam komunitas atau ekosistem yang dapat diidentifikasi selama terjadi suksesi sekunder
6
Hydrosere
Serangkaian perubahan dalam komunitas di wilayah perairan
7
Xerosere
Serangkaian perubahan dalam komunitas di wilayah bersubstrat kering
8
Lithosere
Serangkaian perubahan dalam komunitas di wilayah lahan berbatu
9
Psamosere
Serangkaian perubahan dalam komunitas di wilayah lahan berpasir
10
Halosere
Serangkaian perubahan dalam komunitas di wilayah bersubstrat mengandung garam
11
Klimaks
Kondisi komunitas atau ekosistem akhir pada proses suksesi yang telah mencapai homeostatis.

Tidak ada komentar: