secangkir kopi panas

selamat datang dan bergabung dengan blog saya, semoga memberi manfaat keilmuan dan meningkatkan ukhuwah islamiah

Rabu, 03 Oktober 2012

filsafat kuno, cikal bakal lahirnya ilmu pengetahuan


belajar memahami dunia filsafat kuno

FILSAFAT PRA-SOCRATES
Oleh
Ichsan Suwandhi
Phd student of tropical silviculture IPB
Research Group of Ecology, SITH ITB

A.   Pendahuluan
Mempelajari sejarah dan perkembangan suatu bidang ilmu sangat penting bagi para ilmuwan terutama dalam kaitannya dengan munculnya mahzab, teori dan dalil di masa lampau serta perkembangan atau tren dan perubahan-perubahan paradigma yang berkembang dari suatu bidang ilmu hingga masa kini.  Pengetahuan tentang sejarah dan perkembangan bidang ilmu ini akan mampu meningkatkan pemahaman seseorang tentang posisi dan urgensi pengembangannya di masa kini terutama terkait paradigma yang harus diketahui dalam mendukung penelitian.
Perkembangan ilmu pengetahuan hingga seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak, melainkan melalui proses bertahap, dan evolutif. Karenanya, untuk memahami sejarah perkembangan ilmu pengetahuan harus melakukan pembagian atau klasifikasi secara periodik. Dalam setiap periode sejarah pekembangan ilmu pengetahuan menampilkan ciri khas tertentu. Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Periodisasi perkembangan ilmu dimulai dari peradaban Yunani dan diakhiri pada zaman kontemporer. 
Salah satu bukti hadirnya ilmu pengetahuan diawali dengan lahirnya filosof-filosof terkenal di Yunani, khususnya diawali oleh filsafat Pra-Socrates yang berkembang pada abad ke-6 dan ke-5 sebelum masehi ditandai dengan munculnya pemikiran-pemikiran tokoh sampai akhirnya berkembang mahzab atau aliran pemikiran sampai akhirnya melahirkan teori-teori hingga berkembang sampai sekarang.
Bakhtiar (2010) menjelaskan, periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban manusia karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari mitosentris ke logosentris.  Pola pikir mitosentris lebih mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam, contohnya gempa bumi adalah fenomena yang dahsyat yaitu dewa bumi sedang menggoyangkan kepalanya.  Namun ketika filsafat diperkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi dianggap sebagai aktivitas dewa, melainkan aktivitas alam yang terjadi secara kausalitas.  Dijelaskan lebih lanjut bahwa perubahan pola pikir tersebut kelihatannya sederhana tetapi memiliki implikasi yang kompleks karena selama ini alam ditakuti dan dijauhi kemudian didekati bahkan dieksploitasi, sampai alam dijadikan objek penelitian dan pengkajian.
Ciri-ciri umum filsafat Yunani adalah rasionalisme yang mencapai puncaknya pada orang-orang sophis terutama pada masa Socrates.  Untuk melihat rasionalisme sofis perlu dipahami lebih terdahulu latar belakangnya. Latar belakang itu terletak pada pemikiran filsafat yang ada sebelumnya yaitu filsafat-filsafat Pra-Socrates dengan para filosofnya yang terkenal diantaranya adalah Pythagoras.
Munculnya filosof-filosof Yunani diawali dengan hadirnya para filosof alam karena perhatian yang begitu besar terhadap alam.  Para filosof alam ini kemudian disebut sebagai Filosof Pra-Socrates (Bakhtiar, 2010), kemudian pada periode Socrates dan sesudahnya filsafat lebih berkembang lagi selain mengkaji alam, juga mengkaji manusia dan perilakunya.
Asyarifa (2005) menjelaskan bahwa istilah Pra-Socrates biasanya digunakan untuk menunjuk 12 orang pemikir Yunani terdahulu sebelum kelahiran Socrates yang telah mencoba untuk mengenali struktur alam dan watak realita.  Dimulai dari Thales yang aktif di awal abad ke-6 SM hingga Demokritus di pertengahan akhir abad ke-5 SM.

B.   Filsafat Pra Socrates
Bangsa Yunani merupakan bangsa yang pertama kali berusaha menggunakan akal untuk berpikir. Kegemaran bangsa Yunani merantau yang secara tidak langsung menjadi sebab meluasnya tradisi berpikir bebas.  Menurut Barthelemy, kebebasan berpikir bangsa Yunani disebabkan sebelumnya tidak pernah ada agama yang didasarkan pada kitab suci. Keadaan tersebut jelas berbeda dengan Mesir, Persia, dan India. Sedangkan Livingstone berpendapat bahwa adanya kebebasan berpikir bangsa Yunani dikarenakan kebebasan mereka dari agama dan politik secara bersamaan.
Filosof pertama Pra-Socrates berasal dari Ayunia yang merupakan wilayah jajahan Yunani terletak di kawasan tengah laut barat di Asia kecil.  Saat itu negara-negara kota seperti Miletos pada awal pertengahan abad ke-6 SM merupakan negara kota yang memiliki kekayaan materi yang melimpah dan memiliki hubungan yang erat melalui pertukaran barang (perdagangan) dan budaya dengan Mesir dan Babilonia, disamping itu juga memiliki hubungan erat dengan koloni-koloni Yunani lainnya di kawasan laut hitam dan barat.  Selain itu Ayunia merupakan pewaris dari kebudayaan kuno yang berasal dari masa sebelum Homeros.
Pada masa Yunani kuno, filsafat secara umum sangat dominan, meski harus diakui bahwa agama masih kelihatan memainkan peran, hal ini terjadi pada tahap permulaan, yaitu pada masa Thales (640-545 SM), yang menyatakan bahwa esensi segala sesuatu adalah air, belum murni bersifat rasional. Argumen Thales masih dipengaruhi kepercayaan pada mitos Yunani. Demikian juga Phitagoras (572-500 SM) belum murni rasional. Ordonya yang mengharamkan makan biji kacang menunjukkan bahwa ia masih dipengaruhi mitos. Jadi, dapat dikatakan bahwa agama alam bangsa Yunani masih dipengaruhi misteri yang membujuk pengikutnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa mitos bangsa Yunani bukanlah agama yang berkualitas tinggi.
Mudzakir (2009) menjelaskan lebih lanjut, Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu, manusia pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak berusaha mencari jawaban terhadap seluk beluk alam semesta beserta isinya tersebut.  Arti filsafat itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia artinya bijaksana/pemikir yang menyelidiki tentang kebenaran-kebenaran yang sebenarnya untuk menyangkal dongeng-dongeng ataui mite-mite yang diterima dari agama.  Sebagai contoh mite-mite tentang pelangi atau bianglala yang dipercaya sebagai tempat para bidadari turun dari surga, disanggah oleh Xenophanes bahwa “pelangi adalah awan” dan pendapat Anaxagoras bahwa pelangi adalah pemantulan matahari pada awan (pendapat ini adalah pendapat pemikir yang menggunakan akal).  Pendekatan yang rasional tersebut menghasilkan suatu pendapat,untuk diteliti oleh akal dan dapat diperdebatkan kebenarannya.
Para pemikir filsafat pertama diketahui hidup di Miletos kira-kira pada abad ke 6 SM, pada abad tersebut pemikiran mereka disimpulkan dari potongan-potongan pendapat manusia yang bervariasi dengan objek pemikiran berupa alam semesta, sehingga lazim disebut sebagai filosof alam.  Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal alam terutama tentang dari mana terjadinya alam yang menjadi sentral persoalan, pemikiran yang demikian itu menjadi pemikiran yang sangat maju, rasional dan radikal.
Meskipun para filosof pra-socrates satu sama lain memiliki perbedaan, namun secara umum mereka merupakan satu kesatuan sebagai kelompok pemikir yang memiliki dasar logika yang sama, jadi bukan semata-mata berada pada periode yang sama.  Para filosof kuno atau juga biasa disebut sebagai pencinta hikmah, telah mendudukkan sisi kemanusiaan untuk memperhatkan dan mengkaji realitas fisik alam sekitarnya,  hal tersebut selaras dengan uraia-uraian sebelumnya terkait kajian mereka memfokuskan kegiatannya dalam mengkaji tabiat atau struktur segala sesuatu sebagai bagian dari alam yang lebih besar atau lebih makro.
Pada masa itu para filosof kuno ini cenderung tidak mendapat respon yang pantas dari orang-orang yang semasa dengan mereka, hanya sebagian kecil saja yang memberi respon positif, tetapi mereka memiliki pengaruh yang sangat kuat bagi filosof-filosof sesudahnya.  Plato termasuk filosof yang memberikan respon negative terhadap filosof kuno ini, berbeda halnya dengan Aristoteles yang memberikan respon positif khususnya di bidang metafisika dan paham atomisme menjadi hidup dan berkembang pada abad-abad selanjutnya.
Secara umum dapat dikatakan, para filosof pra-Socrates berusaha membebaskan diri dari belenggu mitos dan agama asalnya. Mereka mampu melebur nilai-nilai agama dan moral tradisional tanpa menggantikannya dengan sesuatu yang substansial.  Assyarifa (2005) menyatakan bahwa nilai historia para filosof pra-Socrates ini adalah sama besarnya dan sebanding dengan nilai ilmu filsafat sendiri.
C.   Aliran-Aliran/Madzhab yang Berkembang pada Masa Filsafat Pra-Socrates
1.    Aliran Miletos/Madzhab Milesian
Aliran ini disebut Aliran Miletos karena tokoh-tokohnya merupakan warga asli Miletos, di Asia Kecil, yang merupakan sebuah kota niaga yang maju. Berikut beberapa tokoh yang termasuk kedalam Aliran Miletos atau dikenal pula dengan istilah Madzhab Milesian:
1)    Thales (624-564 SM)
Thales hidup sekitar 624-546 SM, seorang saudagar yang banyak berlayar ke negeri Mesir, ia juga seorang ahli politik yang terkenal di Miletos saat itu masih ada kesempatan baginya untuk mempelajari ilmu matematik dan astronomi.  Ada yang mengatakan bahwa Thales mempergunakan kepintarannya itu sebagai ahli nujum. Karena pada suatu waktu ia pernah meramalkan aka nada gerhana matahari pada bulan itu dan tahun itu dan ramalan itu benar.  Hal itu menyatakan bahwa ia mengetahui ilmu matematik orang Babilonia yang sangat tersohor pada waktu itu.  Dengan jalan berfikir Thales mendapat keputusan tentang soal besar yang senantiasa mengikat perhatian, yaitu : apa asal alam itu?  apa yang menjadi sebab penghabisan dari segala yang ada?
Thales berpendapat bahwa hakikat alam ini adalah air. Segala-galanya berasal dari air. Bumi sendiri merupakan bahan yang sekaligus keluar dari air dan kemudian terapung-apung diatasnya.
Pandangan yang demikian itu membawa kepada penyesuaian-penyesuain lain yang lebih mendasar yaitu bahwa sesungguhnya segalanya ini pada hakikatnya adalah satu. Bagi Thales, air adalah sebab utama dari segala yang ada dan menjadi akhir dari segala-galanya.
Ajaran Thales yang lain adalah bahwa tiap benda memiliki jiwa. Itulah sebabnya tiap benda dapat berubah, dapat bergerak atau dapat hilang kodratnya masing-masing. Ajaran Thales tentang jiwa bukan hanya meliputi benda-benda hidup tetapi meliputi benda-benda mati pula.
2)    Anaximander/Anximandros (610-546 SM)
Anaximandros adalah salah satu murid Thales. Anaximandros adalah seorang ahli astronomi dan ilmu bumi. Meskipun murid Thales namun ia mempunyai prinsip dasar alam satu akan tetapi bukanlah dari jenis benda alam seperti air sebagai mana yang dikatakan oleh gurunya.  Ia berpendapat bahwa hakikat dari segala seuatu yang satu itu bukan air, tapi yang satu itu adalah yang tidak terbatas dan tidak terhingga, tak berubah dan meliputi segala-galanya yang disebut Aperion. Aperion bukanlah materi seperti yang dikemukakan oleh Thales. Anaximander juga berpendapat bahwa dunia ini hanyalah salah satu bagian dari banyak dunia lainnya.
Meskipun tentang teori asal kejadian alam tidak begitu jelas namun dia adalah seorang yang cakap dan cerdas, dia tidak mengenal ajaran Islam atau yang lainnya.

3)    Anaximenes (584-525 SM)
Anaximenes hidup sekitar 584-525 SM berasal dari Miletus yaitu pelabuhan di laut Yunani, Asia Tengah. Ia berpendapat bahwa hakikat segala sesuatu yang satu itu adalah udara. Jiwa adalah udara; api adalah udara yang encer; jika dipadatkan pertama-tama udara akan menjadi air, dan jika dipadatkan lagi akan menjadi tanah, dan ahirnya menjadi batu. Pandangan Anaximenes tentang susunan jagat raya pasti merupakan kemunduran dibandingkan dengan Anaximandros.  Menurut Anaximenes bumi yang berupa meja bundar atau lembaran katanya melayang diatas udara. Demikian pun matahari, bulan dan bintang-bintang. Badan-badan jasad raya itu tidak terbenam dibawah bumi sebagaimana yang dipikirkan Anaximandros tetapi mengelilingi bumi yang datar itu, matahari lenyap pada waktu malam karena tertutup dibelakang bagian-bagian tinggi atau terhalang kutub utara bumi. Dari pemikiran-pemikirannya Anaximenes dianggap sebagai orang pertama yang mengisyaratkan bahwa cahaya bulan mengadopsi cahaya matahari.
2.    Aliran Pythagoras (Pythagorians)
Pythagoras lahir di Pulau Samos sekitar.580-500 SM yang termasuk daerah Ionia dalam kota ini Pythagoras mendirikan suatu tarekat beragama yang sifat-sifatnya akan dibicarakan di bawah ini. Tarekat yang didirikan Pythagoras bersifat religious, mereka menghomati dewa Apollo.  Menurut kepercayaan Pythagoras manusia asalnya adalah penjelmaan dari tuhan yang jatuh kedunia karena berdosa dan dia akan kembali kelangit kedalam lingkungan tuhan bermula, apabila sudah habis dicuci dosanya itu, hidup di dunia ini adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu semula dari sini hidup untuk hari kemudian.  Pythagoras tersebut juga sebagai ahli pikir. Terutama dalam ilmu matematik dan ilmu berhitung. Falsafah pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia angka-angka. Dunia angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat hubungannya dengan dunia bentuk. Unsur bilangan merupakan prinsip unsur dari segala-galanya. Dengan kata lain, bilangan genap dan ganjil sama dengan terbatas dan tak terbatas.
Sangat disayangkan dalam perkembangannya, aliran Pythagoras ini justru berkembang pada hal-hal mistis, kehidupan di perkumpulannya dijalankan secara keras, mereka mengharamkan diri untuk makan daging, pakaian sangat lusuh.  Pythagoras juga mengajarkan agar pengikutnya mau berkorban demi persahabatan termasuk mengorbankan jiwanya.
Pythagoras telah mencampurkan ajaran agama dengan filsafat.  Bagi para pengikutnya ia telah menciptakan metodologi keagamaan yang didasarkan pada etika.  Ia berkeyakinan bahwa seorang manusia setelah meninggal dunia akan kembali ke dunia dan mengalami reinkarnasi. 
Dari sini dapat dilihat kecakapannya dia dalam matematik mempengaruhi terhadap pemikiran filsafatnya sehingga pada segala keadaan ia melihat dari angka-angka dan merupakan paduan dari unsur angka.  Tokoh-tokoh filosof yang termasuk dalam aliran pytagoras disajikan pada uraian di bawah ini :
1.    Xenophanes (545 SM)
Xenophanes merupakan pengikut Aliran Pythagoras yang lahir di Kolophon, Asia Kecil, sekitar tahun 545 SM. Dalam filsafatnya ia menegaskan bahwa Tuhan bersifat kekal, tidak mempunyai permulaan dan Tuhan itu Esa bagi seluruhnya. Ke-Esaan Tuhan bagi semua merupakan sesuatu hal yang logis. Hal itu karena kenyataan menunjukkan apabila semua orang memberikan konsep ketuhanan sesuai dengan masing-masing orang, maka hasilnya akan bertentangan dan kabur. Bahkan “kuda menggambarkan Tuhan menurut konsep kuda, sapi demikian juga” kata Xenophanes. Jelas kiranya ide tentang Tuhan menurut Xenophanes adalah Esa dan bersifat universal.
2.    Heraklitus/Herakleitos (560-470 SM)
Heraklitos hidup antara tahun 560-470 SM di Italia Selatan sekawan dengan Pythagoras dan Xenophanes. Ia berpendapat bahwa asal segalanya adalah api dan api adalah lambing dari perubahan. Api yang selalu bergerak dan berubah menunjukkan bahwa tidak ada yang tetap dan tidak ada yang tenang.
Lebih lanjut Heraklitos melihat alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah, sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, demikian pula sebaliknya.  Hal itu berarti bahwa bila hendak memahami kehidupan kosmos, harus disadari bahwa kosmos itu dinamis.  Ungkapan Heraklitos dalam menggambarkan perubahan ini adalah panta rhei uden menei (semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu pun yang tinggal mantap).
3.    Alkmeon (500 SM)
Alkmeon adalah seorang filosof yang termasuk ke dalam aliran Pythagoras dan merupakan orang pertama dari aliran ini yang mengeluarkan karya dalam bidang ilmu alam.  Selain sebagai filosof juga dikenal sebagai dokter dan banyak pula berkarya di bidang pengobatan.  Dari karyanya tersebut Ia dikenal sebagai pilosof pertama.
4.    Hippasus (500 SM)
Seorang Filosof yang berasal dari Metapontum yang menganut aliran Pythagoras dan termasuk golongan filosof Pythagoras Tua, yaitu sebelum sekolah Pythagoras di Kroton ditutup pada abad ke-5 SM bersama-sama dengan tokoh-tokoh lainnya yaitu Cercops, Petron, Brontinus, Kalliphon, Democedes dan Parmeniscus.  Hal yang patut disayangkan adalah tidak adanya karya tulis mereka yang terdokumentasikan.
Ketika aliran Pythagoras terpecah menjadi 2 kelompok, yaitu Akusmatikoi dan Mathematikoi, Hippasus menjadi pemimpin kelompok mathematikoi.  Kelompok Akusmatikoi lebih melihat pada perlunya menaati semua peraturan aliran Pythagoras dengan seksama, sedangkan kelompok mathematikoi mengutamakan pengajaran ilmu pengetahuan khususnya ilmu pasti.  Hippasus dianggap sebagai penemu bilangan irrasional dengan pembuktiannya yang terkenal bahwa akar kuadrat dari 2 adalah bilangan irrasional.
5.    Philolaos (500 SM)
Philolaos merupakan filosof yang dikenal juga sebagai dokter dan juga penulis dan merupakan orang pertama yang mengeluarkan karya tertulis.  Nama tokoh ini sering disebut-sebut dalam koleksi-koleksi teori medis sejak awal abad ke-5 SM, selain itu terdapat keterangan tentang dirinya dari sebuah papyrus yang terdapat pada British Museum. 
Yang sangat disayangkan dari keberadaan tokoh ini adalah hanya ada sedikit fragment dari tulisannya yang masih tersiman hingga saat ini, salah satu karyanya yang terkenal adalah “On Nature” (Peristiwa Alam).
3.    Aliran Elea

1)    Parmenides (540-475 SM)
Filosof alam yang cukup berpengaruh adalah Permenides yang lebih muda umurnya daripada Heraklitos.  Pandangannya bertolak belakang dengan Heraklitos yang berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukanlah sesuatu yang lain daripada gerak dan perubahan, menurut Permenides justru sebaliknya bahwa gerak dan perubahan tidak mungkin terjadi.  Menurut pendapatnya lebih lanjut bahwa realitas merupakan keseluruhan yang bersatu, tidak bergerak dan tidak berubah.  Gerak alam yang terlihat adalah semu karena sejatinya alam itu diam.
Lahir sekitar tahun 540-475 di Italia Selatan. Ajarannya adalah kenyataan bukanlah gerak dan perubahan melainkan keseluruhan yang bersatu. Dalam pandangan Pamenides ada dua jenis pengetahuan yang disuguhkan yaitu pengetahuan inderawi dan pengetahuan rasional. Apabila dua jenis pengetahuan ini bertentangan satu sama lain maka ia memilih rasio. Dari pemikirannya itu membuka cabang ilmu baru dalam dunia filsafat yaitu penemuannya tentang metafisika sebagai cabang filsafat yang membahas tentang yang ada.
2)      Zeno
Lahir di Elea sekitar 490 SM. Ajarannya yang penting adalah pemikirannya tentang dialektika. Dialektika adalah satu cabang filsafat yang mempelajari argumentasi.

3)    Melissos
Lahir di Samos tanpa diketahui secara tepat tanggal kelahirannya. Pendapatnya yang terkenal adalah bahwa yang ada itu tidak berhingga menurut waktu dan ruang.

4)    Aliran Pluralis
1)    Empedokles
Lahir di Akragas Sisislia awal abad ke-5 SM. ia menulis buah pikirannya dalam bentuk puisi. Ia mengajarkan bahwa realitas tersusun dari empat anasir yaitu api, udara, tanah, dan air.

2)    Anaxagoras (499-428 SM)
Asyarifa (2002) menjelaskan bahwa terdapat tokoh lain yang tidak banyak dijumpai pada buku-buku filsafat, yaitu Anaxagoras, dilahirkan di Clazomenae sekitar 30 km dari Izmir, ia adalah filosof pertama yang bermukim di Athena dan menjadi teman baik dan guru dari hakim Athena yang terkenal Pericles.  Kemudian ia meninggalkan Athena dan pergi ke Asia kecil di Lamascus, Mysia, Turki hingga meninggal dunia.
Ia berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukan satu tetapi banyak. Yang banyak itu tidak dijadikan, tidak berubah, dan tidak berada dalam satu ruang yang kosong. Anaxagoras menyebut yang banyak itu dengan spermata (benih).
Di antara pendapatnya ia mengatakan bahwa air, debu dan udara bukanlah unsure sederhana.  Bahkan ketiganya adalah sumber dari segala bentuk materi.  Menurutnya perbedaan antara berbagai materi adalah karena perbedaan jenis partikel yang terkandung, kadar, bentuk, kepadatan serta kerenggangannya.
Adapun bumi menurutnya adalah lembaran tulis yang menggantung dalam ruang angkasa, sedangkan matahari adalah benda padat yang meyala.  Dia juga berpendapat bahwa di bulan terdapat daratan, gunung, dan juga lembah serta berpenghuni seperti halnya di bumi.  Cahaya yang dimiliki bulan berasal dari matahari.
Selain pemikirannya di atas, Anaxagoras juga meninggalkan teori di bidang geometri, ilmu kedokteran dan pembedahan.  Dalam bidang kedokteran ini ia telah mencapai tingkat yang sangat tinggi dengan telah melakukan pembedahan terhadap hewan, kemudian dilanjutkan dengan mempelajari otak.
Dalam kasus cerita yang lain,Anaxagoras pernah membuat analisa tentang sebab-sebab banjir Sungai Nil, yaitu banjir yang telah membuat orang-orang Yunani kebingungan dalam waktu yang lama.

3)    Aliran Atomis
Pelopor atomisme ada dua yaitu Leukippos dan Demokritos. Ajaran aliran filsafat ini ikut berusaha memecahkan masalah yang pernah diajukan oleh aliran Elea. Aliran ini mengajukan konsep mereka dengan menyatakan bahwa realitas seluruhnya bukan satu melainkan terdiri dari banyak unsur. Dalam hal ini berbeda dengan aliran pluralisme maka aliran atomisme berpendapat bahwa yang banyak itu adalah atom (a = tidak, tomos = terbagi).
Leokipos adalah orang pertama yang memaparkan teori atom sebagai tabiat alam.  Kemudian diikuti oleh rekannya yaitu Democritos.  Dalam mendukung teori atom, keduanya sebenarnya hanya mengutip pendapat dari para filosof Ayunia, tujuannya adalah untuk mendukung tersebut agar kritik-kritik yang muncul dapat diakomodasi.
Keduanya memulai teori dengan konsepsi yang menyatakan bahwa sesuatu tidak mungkin ada dari sesuatu yang tidak ada atau akan menjadi sesuatu yang tidak ada.  Pandangan yang diberikan terutama oleh Democritus menjadi penting karena dianggap sebagai orang yang menegaskan hipotesis dalam kajian ilmiah.
Hal yang sangat disayangkan adalah kondisi pada masa itu yang belum mendukung berkembangnya teori atom, masyarakat umumnya tidak memberikan respon atau sambutan memuaskan.  Hal tersebut juga didukung oleh sanggahan Aristotekes terhadap teori tersebut, meskipun Dia mengagumi karya Democritus.  Disamping itu filsafat atomisme cenderung dikaitkan dengan pandangan etika yang tidak lazim dan dianggap mengingkari eksistensi kehidupan lain selain materi.
Democritus/Demokritos (460-370 SM)
Demokritus merupakan tokoh filsafat terkemuka terutama terkait dengan munculnya teori atom yang terkenal sebagai bentuk karyanya yang paling penting.  Hidup pada abad ke-5 SM dilahirkan di Abdera Yunani.  Di masa mudanya banyak berkelana, pernah berkunjung ke Mesir dan Timur dekat.  Karena seringnya bepergian, Ia kemudian jatuh miskin.  Ketika kembali ke negaranya, Ia menjadi terkenal karena pemikiran-pemikirannya tentang atom dan alam semesta, juga menulis tentang persepsi inderawi, biologi, music dan beberapa tema lainnya. 
Democritus menyatakan bahwa segala sesuatu yang berwujud merupakan hasil dari suatu penyebab tertentu yang sesuai dengan prinsip-prinsip permanen.  Dengan pandangan tersebut, Democritus dianggap sebagai orang yang pertamakali menegaskan hipotesa yang paling pokok dalam kajian ilmiah.  Demokritus juga mencoba menafsirkan warna berdasarkan teori atom yang ditemukannya.  Disamping itu juga Dia pernah mengmbangkan suatu doktrin tentang etika yang tidak jauh berbeda dengan paham yang dianut Epikuros.
4)    Aliran Sofis (Transisi Pra-Socrates dan Socrates sampai Pasca-Socrates)
Sofisme berasal dari kata Yunani sophos yang berarti cerdik atau pandai. Menjadikan manusia sebagai objek kajian dan memandang bahwa manusia merupakan ukuran kebenaran.  Tokoh-tokoh kaum sofis adalah Protagoras, Grogias, Hippias, Prodikos, dan Kritias.

D.   Penutup
Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal asas atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu.  Dan filsafat pra Socrates ditandai usaha mencari asal (asas) segala sesuatu (arche) tidakkah dibalik keanekaragaman realitas di alam semesta itu hanya satu azas? Thales mengusulkan air, Anaximandros: yang tak terbatas, Anaximenes: api-udara-tanah-air, Pythagoras dikenal oleh sekolah yang didirikannya untuk merenungkan hal itu. Herakleitos mengajar bahwa segala Sesuatu mengalir.
Dalam penjelasannya, Bakhtiar (2010) memberikan gambaran bahwa setelah berakhirnya filosof alam maka muncul masa transisi yakni penelitian terhadap alam tidak menjadi focus utama, tetapi sudah mulai menjurus pada penyelidikan pada manusia. 
Dijelaskan lebih lanjut bahwa filosof alam ternyata tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan sehingga timbullah kaum sofis yang mengkaji tentang manusia yaitu manusia merupakan ukuran kebenaran.  Namun para tokoh filosof setelah kaum sofis tidak setuju dengan pandangan tersebut seperti Socrates, Plato dan Aristoteles yang sekaligus menjadi puncak kejayaan para filosof Yunani.

Pustaka


Assyarifa, Ismail.  2002.  Ensiklopedia Filsafat.  Penerbit Khalifa. Jakarta.
Bakhtiar, Amsal.  2010.  Filsafat Ilmu.  PT. Grafindo Persada.  Jakarta
http://www.dzakir.com. 2009. Filsafat Pra Socrates
http://www.hendrawisesa.com. Filsafat Pra-Socrates.  2008
http://wwwshvoong.com.  The Global Sources for Summaries & Reviews. Syamsir Elvira.  2008.  Perkembangan Ilmu Pengetahuan.
Noor, Hadian. 1997.  Pengantar Sejarah Filsafat. Citra Mentari Group.  Malang:
Osborne, Richard. 2001.  Filsafat Untuk Pemula.  Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Russell, Bertrand. 2004.  Sejarah Filsafat Barat. Pustaka Pelajar.  Yogyakarta:. Turnbull, Neil. 2005.  Bengkel Ilmu Filsafat. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Tidak ada komentar: