belajar memahami dunia filsafat kuno
FILSAFAT PRA-SOCRATES
Oleh
Ichsan Suwandhi
Phd
student of tropical silviculture IPB
Research
Group of Ecology, SITH ITB
A.
Pendahuluan
Mempelajari sejarah dan perkembangan
suatu bidang ilmu sangat penting bagi para ilmuwan terutama dalam kaitannya
dengan munculnya mahzab, teori dan dalil di masa lampau serta perkembangan atau
tren dan perubahan-perubahan paradigma yang berkembang dari suatu bidang ilmu
hingga masa kini. Pengetahuan tentang
sejarah dan perkembangan bidang ilmu ini akan mampu meningkatkan pemahaman
seseorang tentang posisi dan urgensi pengembangannya di masa kini terutama
terkait paradigma yang harus diketahui dalam mendukung penelitian.
Perkembangan ilmu pengetahuan hingga
seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak, melainkan melalui
proses bertahap, dan evolutif. Karenanya, untuk memahami sejarah perkembangan
ilmu pengetahuan harus melakukan pembagian atau klasifikasi secara periodik.
Dalam setiap periode sejarah pekembangan ilmu pengetahuan menampilkan ciri khas
tertentu. Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada
peradaban Yunani. Periodisasi perkembangan ilmu dimulai dari peradaban Yunani
dan diakhiri pada zaman kontemporer.
Salah satu bukti hadirnya ilmu
pengetahuan diawali dengan lahirnya filosof-filosof terkenal di Yunani,
khususnya diawali oleh filsafat Pra-Socrates yang berkembang pada abad ke-6 dan
ke-5 sebelum masehi ditandai dengan munculnya pemikiran-pemikiran tokoh sampai
akhirnya berkembang mahzab atau aliran pemikiran sampai akhirnya melahirkan
teori-teori hingga berkembang sampai sekarang.
Bakhtiar (2010) menjelaskan, periode
filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban
manusia karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari
mitosentris ke logosentris. Pola pikir
mitosentris lebih mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam, contohnya
gempa bumi adalah fenomena yang dahsyat yaitu dewa bumi sedang menggoyangkan
kepalanya. Namun ketika filsafat
diperkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi dianggap sebagai aktivitas
dewa, melainkan aktivitas alam yang terjadi secara kausalitas. Dijelaskan lebih lanjut bahwa perubahan pola
pikir tersebut kelihatannya sederhana tetapi memiliki implikasi yang kompleks
karena selama ini alam ditakuti dan dijauhi kemudian didekati bahkan
dieksploitasi, sampai alam dijadikan objek penelitian dan pengkajian.
Ciri-ciri umum filsafat Yunani
adalah rasionalisme yang mencapai puncaknya pada orang-orang sophis terutama
pada masa Socrates. Untuk melihat
rasionalisme sofis perlu dipahami lebih terdahulu latar belakangnya. Latar
belakang itu terletak pada pemikiran filsafat yang ada sebelumnya yaitu
filsafat-filsafat Pra-Socrates dengan para filosofnya yang terkenal diantaranya
adalah Pythagoras.
Munculnya filosof-filosof Yunani
diawali dengan hadirnya para filosof alam karena perhatian yang begitu besar
terhadap alam. Para filosof alam ini
kemudian disebut sebagai Filosof Pra-Socrates (Bakhtiar, 2010), kemudian pada
periode Socrates dan sesudahnya filsafat lebih berkembang lagi selain mengkaji
alam, juga mengkaji manusia dan perilakunya.
Asyarifa (2005) menjelaskan bahwa
istilah Pra-Socrates biasanya digunakan untuk menunjuk 12 orang pemikir Yunani
terdahulu sebelum kelahiran Socrates yang telah mencoba untuk mengenali
struktur alam dan watak realita. Dimulai
dari Thales yang aktif di awal abad ke-6 SM hingga Demokritus di pertengahan
akhir abad ke-5 SM.
B.
Filsafat Pra Socrates
Bangsa Yunani merupakan bangsa yang
pertama kali berusaha menggunakan akal untuk berpikir. Kegemaran bangsa Yunani
merantau yang secara tidak langsung menjadi sebab meluasnya tradisi berpikir
bebas. Menurut Barthelemy, kebebasan
berpikir bangsa Yunani disebabkan sebelumnya tidak pernah ada agama yang
didasarkan pada kitab suci. Keadaan tersebut jelas berbeda dengan Mesir,
Persia, dan India. Sedangkan Livingstone berpendapat bahwa adanya kebebasan berpikir
bangsa Yunani dikarenakan kebebasan mereka dari agama dan politik secara
bersamaan.
Filosof pertama Pra-Socrates berasal
dari Ayunia yang merupakan wilayah jajahan Yunani terletak di kawasan tengah
laut barat di Asia kecil. Saat itu
negara-negara kota seperti Miletos pada awal pertengahan abad ke-6 SM merupakan
negara kota yang memiliki kekayaan materi yang melimpah dan memiliki hubungan
yang erat melalui pertukaran barang (perdagangan) dan budaya dengan Mesir dan
Babilonia, disamping itu juga memiliki hubungan erat dengan koloni-koloni
Yunani lainnya di kawasan laut hitam dan barat.
Selain itu Ayunia merupakan pewaris dari kebudayaan kuno yang berasal
dari masa sebelum Homeros.
Pada masa Yunani kuno, filsafat
secara umum sangat dominan, meski harus diakui bahwa agama masih kelihatan
memainkan peran, hal ini terjadi pada tahap permulaan, yaitu pada masa Thales
(640-545 SM), yang menyatakan bahwa esensi segala sesuatu adalah air, belum
murni bersifat rasional. Argumen Thales masih dipengaruhi kepercayaan pada
mitos Yunani. Demikian juga Phitagoras (572-500 SM) belum murni rasional.
Ordonya yang mengharamkan makan biji kacang menunjukkan bahwa ia masih
dipengaruhi mitos. Jadi, dapat dikatakan bahwa agama alam bangsa Yunani masih
dipengaruhi misteri yang membujuk pengikutnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa
mitos bangsa Yunani bukanlah agama yang berkualitas tinggi.
Mudzakir (2009) menjelaskan lebih
lanjut, Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan
akal atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan
tentang asal muasal segala sesuatu, manusia pemikir atau ahli filsafat yang
disebut orang bijak berusaha mencari jawaban terhadap seluk beluk alam semesta
beserta isinya tersebut. Arti filsafat
itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia artinya bijaksana/pemikir yang menyelidiki tentang
kebenaran-kebenaran yang sebenarnya untuk menyangkal dongeng-dongeng ataui
mite-mite yang diterima dari agama. Sebagai
contoh mite-mite tentang pelangi atau bianglala yang dipercaya sebagai tempat
para bidadari turun dari surga, disanggah oleh Xenophanes bahwa “pelangi adalah
awan” dan pendapat Anaxagoras bahwa pelangi adalah pemantulan matahari pada
awan (pendapat ini adalah pendapat pemikir yang menggunakan akal). Pendekatan yang rasional tersebut menghasilkan
suatu pendapat,untuk diteliti oleh akal dan dapat diperdebatkan kebenarannya.
Para pemikir filsafat pertama diketahui
hidup di Miletos kira-kira pada abad ke 6 SM, pada abad tersebut pemikiran mereka
disimpulkan dari potongan-potongan pendapat manusia yang bervariasi dengan
objek pemikiran berupa alam semesta, sehingga lazim disebut sebagai filosof
alam. Tujuan filosofi mereka adalah
memikirkan soal alam terutama tentang dari mana terjadinya alam yang menjadi
sentral persoalan, pemikiran yang demikian itu menjadi pemikiran yang sangat
maju, rasional dan radikal.
Meskipun para filosof pra-socrates
satu sama lain memiliki perbedaan, namun secara umum mereka merupakan satu
kesatuan sebagai kelompok pemikir yang memiliki dasar logika yang sama, jadi
bukan semata-mata berada pada periode yang sama. Para filosof kuno atau juga biasa disebut
sebagai pencinta hikmah, telah mendudukkan sisi kemanusiaan untuk memperhatkan
dan mengkaji realitas fisik alam sekitarnya,
hal tersebut selaras dengan uraia-uraian sebelumnya terkait kajian
mereka memfokuskan kegiatannya dalam mengkaji tabiat atau struktur segala
sesuatu sebagai bagian dari alam yang lebih besar atau lebih makro.
Pada masa itu para filosof kuno ini
cenderung tidak mendapat respon yang pantas dari orang-orang yang semasa dengan
mereka, hanya sebagian kecil saja yang memberi respon positif, tetapi mereka
memiliki pengaruh yang sangat kuat bagi filosof-filosof sesudahnya. Plato termasuk filosof yang memberikan respon
negative terhadap filosof kuno ini, berbeda halnya dengan Aristoteles yang
memberikan respon positif khususnya di bidang metafisika dan paham atomisme
menjadi hidup dan berkembang pada abad-abad selanjutnya.
Secara umum dapat dikatakan, para
filosof pra-Socrates berusaha membebaskan diri dari belenggu mitos dan agama
asalnya. Mereka mampu melebur nilai-nilai agama dan moral tradisional tanpa
menggantikannya dengan sesuatu yang substansial. Assyarifa (2005) menyatakan bahwa nilai
historia para filosof pra-Socrates ini adalah sama besarnya dan sebanding
dengan nilai ilmu filsafat sendiri.
C.
Aliran-Aliran/Madzhab yang Berkembang pada Masa Filsafat
Pra-Socrates
1.
Aliran Miletos/Madzhab Milesian
Aliran ini disebut Aliran Miletos
karena tokoh-tokohnya merupakan warga asli Miletos, di Asia Kecil, yang
merupakan sebuah kota niaga yang maju. Berikut beberapa tokoh yang termasuk
kedalam Aliran Miletos atau dikenal pula dengan istilah Madzhab Milesian:
1)
Thales (624-564 SM)

Thales hidup sekitar 624-546 SM, seorang
saudagar yang banyak berlayar ke negeri Mesir, ia juga seorang ahli politik
yang terkenal di Miletos saat itu masih ada kesempatan baginya untuk
mempelajari ilmu matematik dan astronomi.
Ada yang mengatakan bahwa Thales mempergunakan kepintarannya itu sebagai
ahli nujum. Karena pada suatu waktu ia pernah meramalkan aka nada gerhana
matahari pada bulan itu dan tahun itu dan ramalan itu benar. Hal itu menyatakan bahwa ia mengetahui ilmu
matematik orang Babilonia yang sangat tersohor pada waktu itu. Dengan jalan berfikir Thales mendapat
keputusan tentang soal besar yang senantiasa mengikat perhatian, yaitu : apa
asal alam itu? apa yang menjadi sebab
penghabisan dari segala yang ada?
Thales berpendapat bahwa hakikat alam
ini adalah air. Segala-galanya berasal dari air. Bumi sendiri merupakan bahan
yang sekaligus keluar dari air dan kemudian terapung-apung diatasnya.
Pandangan yang demikian itu membawa
kepada penyesuaian-penyesuain lain yang lebih mendasar yaitu bahwa sesungguhnya
segalanya ini pada hakikatnya adalah satu. Bagi Thales, air adalah sebab utama
dari segala yang ada dan menjadi akhir dari segala-galanya.
Ajaran Thales yang lain adalah bahwa
tiap benda memiliki jiwa. Itulah sebabnya tiap benda dapat berubah, dapat
bergerak atau dapat hilang kodratnya masing-masing. Ajaran Thales tentang jiwa
bukan hanya meliputi benda-benda hidup tetapi meliputi benda-benda mati pula.
2)
Anaximander/Anximandros (610-546 SM)

Anaximandros adalah salah satu murid
Thales. Anaximandros adalah seorang ahli astronomi dan ilmu bumi. Meskipun
murid Thales namun ia mempunyai prinsip dasar alam satu akan tetapi bukanlah
dari jenis benda alam seperti air sebagai mana yang dikatakan oleh gurunya. Ia berpendapat bahwa hakikat dari segala
seuatu yang satu itu bukan air, tapi yang satu itu adalah yang tidak terbatas
dan tidak terhingga, tak berubah dan meliputi segala-galanya yang disebut
Aperion. Aperion bukanlah materi seperti yang dikemukakan oleh Thales.
Anaximander juga berpendapat bahwa dunia ini hanyalah salah satu bagian dari
banyak dunia lainnya.
Meskipun tentang teori asal kejadian
alam tidak begitu jelas namun dia adalah seorang yang cakap dan cerdas, dia
tidak mengenal ajaran Islam atau yang lainnya.
3)
Anaximenes (584-525 SM)

Anaximenes hidup sekitar 584-525 SM
berasal dari Miletus yaitu pelabuhan di laut Yunani, Asia Tengah. Ia
berpendapat bahwa hakikat segala sesuatu yang satu itu adalah udara. Jiwa
adalah udara; api adalah udara yang encer; jika dipadatkan pertama-tama udara
akan menjadi air, dan jika dipadatkan lagi akan menjadi tanah, dan ahirnya
menjadi batu. Pandangan Anaximenes tentang susunan jagat raya pasti merupakan
kemunduran dibandingkan dengan Anaximandros.
Menurut Anaximenes bumi yang berupa meja bundar atau lembaran katanya
melayang diatas udara. Demikian pun matahari, bulan dan bintang-bintang.
Badan-badan jasad raya itu tidak terbenam dibawah bumi sebagaimana yang
dipikirkan Anaximandros tetapi mengelilingi bumi yang datar itu, matahari
lenyap pada waktu malam karena tertutup dibelakang bagian-bagian tinggi atau
terhalang kutub utara bumi. Dari pemikiran-pemikirannya Anaximenes dianggap
sebagai orang pertama yang mengisyaratkan bahwa cahaya bulan mengadopsi cahaya
matahari.
2.
Aliran Pythagoras (Pythagorians)

Sangat disayangkan dalam
perkembangannya, aliran Pythagoras ini justru berkembang pada hal-hal mistis,
kehidupan di perkumpulannya dijalankan secara keras, mereka mengharamkan diri
untuk makan daging, pakaian sangat lusuh.
Pythagoras juga mengajarkan agar pengikutnya mau berkorban demi
persahabatan termasuk mengorbankan jiwanya.
Pythagoras telah mencampurkan ajaran
agama dengan filsafat. Bagi para
pengikutnya ia telah menciptakan metodologi keagamaan yang didasarkan pada
etika. Ia berkeyakinan bahwa seorang
manusia setelah meninggal dunia akan kembali ke dunia dan mengalami
reinkarnasi.
Dari sini dapat dilihat kecakapannya
dia dalam matematik mempengaruhi terhadap pemikiran filsafatnya sehingga pada
segala keadaan ia melihat dari angka-angka dan merupakan paduan dari unsur
angka. Tokoh-tokoh filosof yang termasuk
dalam aliran pytagoras disajikan pada uraian di bawah ini :
1.
Xenophanes (545 SM)

Xenophanes merupakan pengikut Aliran
Pythagoras yang lahir di Kolophon, Asia Kecil, sekitar tahun 545 SM. Dalam
filsafatnya ia menegaskan bahwa Tuhan bersifat kekal, tidak mempunyai permulaan
dan Tuhan itu Esa bagi seluruhnya. Ke-Esaan Tuhan bagi semua merupakan sesuatu
hal yang logis. Hal itu karena kenyataan menunjukkan apabila semua orang
memberikan konsep ketuhanan sesuai dengan masing-masing orang, maka hasilnya
akan bertentangan dan kabur. Bahkan “kuda menggambarkan Tuhan menurut konsep
kuda, sapi demikian jugaâ€
kata Xenophanes. Jelas kiranya ide tentang Tuhan menurut Xenophanes adalah Esa
dan bersifat universal.
2. Heraklitus/Herakleitos (560-470 SM)
Heraklitos hidup antara tahun
560-470 SM di Italia Selatan sekawan dengan Pythagoras dan Xenophanes. Ia
berpendapat bahwa asal segalanya adalah api dan api adalah lambing dari
perubahan. Api yang selalu bergerak dan berubah menunjukkan bahwa tidak ada
yang tetap dan tidak ada yang tenang.
Lebih lanjut Heraklitos melihat alam
semesta ini selalu dalam keadaan berubah, sesuatu yang dingin berubah menjadi
panas, demikian pula sebaliknya. Hal itu
berarti bahwa bila hendak memahami kehidupan kosmos, harus disadari bahwa
kosmos itu dinamis. Ungkapan Heraklitos
dalam menggambarkan perubahan ini adalah panta rhei uden menei (semuanya
mengalir dan tidak ada sesuatu pun yang tinggal mantap).
3. Alkmeon (500 SM)
Alkmeon adalah seorang filosof yang
termasuk ke dalam aliran Pythagoras dan merupakan orang pertama dari aliran ini
yang mengeluarkan karya dalam bidang ilmu alam.
Selain sebagai filosof juga dikenal sebagai dokter dan banyak pula
berkarya di bidang pengobatan. Dari
karyanya tersebut Ia dikenal sebagai pilosof pertama.
4. Hippasus (500 SM)
Seorang Filosof yang berasal dari
Metapontum yang menganut aliran Pythagoras dan termasuk golongan filosof
Pythagoras Tua, yaitu sebelum sekolah Pythagoras di Kroton ditutup pada abad
ke-5 SM bersama-sama dengan tokoh-tokoh lainnya yaitu Cercops, Petron,
Brontinus, Kalliphon, Democedes dan Parmeniscus. Hal yang patut disayangkan adalah tidak
adanya karya tulis mereka yang terdokumentasikan.
Ketika aliran Pythagoras terpecah
menjadi 2 kelompok, yaitu Akusmatikoi dan Mathematikoi, Hippasus menjadi
pemimpin kelompok mathematikoi. Kelompok
Akusmatikoi lebih melihat pada perlunya menaati semua peraturan aliran
Pythagoras dengan seksama, sedangkan kelompok mathematikoi mengutamakan
pengajaran ilmu pengetahuan khususnya ilmu pasti. Hippasus dianggap sebagai penemu bilangan irrasional
dengan pembuktiannya yang terkenal bahwa akar kuadrat dari 2 adalah bilangan
irrasional.
5. Philolaos (500 SM)
Philolaos merupakan filosof yang
dikenal juga sebagai dokter dan juga penulis dan merupakan orang pertama yang
mengeluarkan karya tertulis. Nama tokoh
ini sering disebut-sebut dalam koleksi-koleksi teori medis sejak awal abad ke-5
SM, selain itu terdapat keterangan tentang dirinya dari sebuah papyrus yang
terdapat pada British Museum.
Yang sangat disayangkan dari
keberadaan tokoh ini adalah hanya ada sedikit fragment dari tulisannya yang
masih tersiman hingga saat ini, salah satu karyanya yang terkenal adalah “On Nature” (Peristiwa Alam).
3.
Aliran Elea
1)
Parmenides (540-475 SM)

Filosof alam yang cukup berpengaruh
adalah Permenides yang lebih muda umurnya daripada Heraklitos. Pandangannya bertolak belakang dengan
Heraklitos yang berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukanlah sesuatu yang
lain daripada gerak dan perubahan, menurut Permenides justru sebaliknya bahwa
gerak dan perubahan tidak mungkin terjadi.
Menurut pendapatnya lebih lanjut bahwa realitas merupakan keseluruhan
yang bersatu, tidak bergerak dan tidak berubah.
Gerak alam yang terlihat adalah semu karena sejatinya alam itu diam.
Lahir sekitar tahun 540-475 di
Italia Selatan. Ajarannya adalah kenyataan bukanlah gerak dan perubahan
melainkan keseluruhan yang bersatu. Dalam pandangan Pamenides ada dua jenis
pengetahuan yang disuguhkan yaitu pengetahuan inderawi dan pengetahuan
rasional. Apabila dua jenis pengetahuan ini bertentangan satu sama lain maka ia
memilih rasio. Dari pemikirannya itu membuka cabang ilmu baru dalam dunia
filsafat yaitu penemuannya tentang metafisika sebagai cabang filsafat yang
membahas tentang yang ada.
2)
Zeno

Lahir di Elea sekitar 490 SM.
Ajarannya yang penting adalah pemikirannya tentang dialektika. Dialektika
adalah satu cabang filsafat yang mempelajari argumentasi.
3) Melissos
Lahir di Samos tanpa diketahui
secara tepat tanggal kelahirannya. Pendapatnya yang terkenal adalah bahwa yang
ada itu tidak berhingga menurut waktu dan ruang.
4)
Aliran Pluralis
1)
Empedokles

Lahir di Akragas Sisislia awal abad
ke-5 SM. ia menulis buah pikirannya dalam bentuk puisi. Ia mengajarkan bahwa
realitas tersusun dari empat anasir yaitu api, udara, tanah, dan air.
2)
Anaxagoras (499-428 SM)

Asyarifa (2002) menjelaskan bahwa
terdapat tokoh lain yang tidak banyak dijumpai pada buku-buku filsafat, yaitu
Anaxagoras, dilahirkan di Clazomenae sekitar 30 km dari Izmir, ia adalah
filosof pertama yang bermukim di Athena dan menjadi teman baik dan guru dari
hakim Athena yang terkenal Pericles.
Kemudian ia meninggalkan Athena dan pergi ke Asia kecil di Lamascus,
Mysia, Turki hingga meninggal dunia.
Ia berpendapat bahwa realitas
seluruhnya bukan satu tetapi banyak. Yang banyak itu tidak dijadikan, tidak
berubah, dan tidak berada dalam satu ruang yang kosong. Anaxagoras menyebut
yang banyak itu dengan spermata (benih).
Di antara pendapatnya ia mengatakan
bahwa air, debu dan udara bukanlah unsure sederhana. Bahkan ketiganya adalah sumber dari segala bentuk
materi. Menurutnya perbedaan antara
berbagai materi adalah karena perbedaan jenis partikel yang terkandung, kadar,
bentuk, kepadatan serta kerenggangannya.
Adapun bumi menurutnya adalah
lembaran tulis yang menggantung dalam ruang angkasa, sedangkan matahari adalah
benda padat yang meyala. Dia juga
berpendapat bahwa di bulan terdapat daratan, gunung, dan juga lembah serta
berpenghuni seperti halnya di bumi.
Cahaya yang dimiliki bulan berasal dari matahari.
Selain pemikirannya di atas,
Anaxagoras juga meninggalkan teori di bidang geometri, ilmu kedokteran dan
pembedahan. Dalam bidang kedokteran ini
ia telah mencapai tingkat yang sangat tinggi dengan telah melakukan pembedahan
terhadap hewan, kemudian dilanjutkan dengan mempelajari otak.
Dalam kasus cerita yang
lain,Anaxagoras pernah membuat analisa tentang sebab-sebab banjir Sungai Nil,
yaitu banjir yang telah membuat orang-orang Yunani kebingungan dalam waktu yang
lama.
3)
Aliran Atomis
Pelopor atomisme ada dua yaitu Leukippos
dan Demokritos.
Ajaran aliran filsafat ini ikut berusaha memecahkan masalah yang pernah
diajukan oleh aliran Elea. Aliran ini mengajukan konsep mereka dengan
menyatakan bahwa realitas seluruhnya bukan satu melainkan terdiri dari banyak
unsur. Dalam hal ini berbeda dengan aliran pluralisme maka aliran atomisme
berpendapat bahwa yang banyak itu adalah atom (a = tidak, tomos = terbagi).
Leokipos adalah orang pertama yang
memaparkan teori atom sebagai tabiat alam.
Kemudian diikuti oleh rekannya yaitu Democritos. Dalam mendukung teori atom, keduanya
sebenarnya hanya mengutip pendapat dari para filosof Ayunia, tujuannya adalah
untuk mendukung tersebut agar kritik-kritik yang muncul dapat diakomodasi.
Keduanya memulai teori dengan
konsepsi yang menyatakan bahwa sesuatu tidak mungkin ada dari sesuatu yang
tidak ada atau akan menjadi sesuatu yang tidak ada. Pandangan yang diberikan terutama oleh
Democritus menjadi penting karena dianggap sebagai orang yang menegaskan
hipotesis dalam kajian ilmiah.
Hal yang sangat disayangkan adalah
kondisi pada masa itu yang belum mendukung berkembangnya teori atom, masyarakat
umumnya tidak memberikan respon atau sambutan memuaskan. Hal tersebut juga didukung oleh sanggahan
Aristotekes terhadap teori tersebut, meskipun Dia mengagumi karya Democritus. Disamping itu filsafat atomisme cenderung
dikaitkan dengan pandangan etika yang tidak lazim dan dianggap mengingkari
eksistensi kehidupan lain selain materi.
Democritus/Demokritos (460-370 SM)

Democritus menyatakan bahwa segala
sesuatu yang berwujud merupakan hasil dari suatu penyebab tertentu yang sesuai
dengan prinsip-prinsip permanen. Dengan
pandangan tersebut, Democritus dianggap sebagai orang yang pertamakali
menegaskan hipotesa yang paling pokok dalam kajian ilmiah. Demokritus juga mencoba menafsirkan warna
berdasarkan teori atom yang ditemukannya.
Disamping itu juga Dia pernah mengmbangkan suatu doktrin tentang etika
yang tidak jauh berbeda dengan paham yang dianut Epikuros.
4)
Aliran Sofis (Transisi Pra-Socrates dan Socrates sampai Pasca-Socrates)
Sofisme berasal dari kata Yunani
sophos yang berarti cerdik atau pandai. Menjadikan manusia sebagai objek kajian
dan memandang bahwa manusia merupakan ukuran kebenaran. Tokoh-tokoh kaum sofis adalah Protagoras,
Grogias, Hippias, Prodikos, dan Kritias.
D. Penutup
Filsafat Pra Socrates adalah filsafat
yang dilahirkan karena kemenangan akal asas atas dongeng atau mite-mite yang
diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu. Dan filsafat pra Socrates ditandai usaha
mencari asal (asas) segala sesuatu (arche) tidakkah dibalik keanekaragaman
realitas di alam semesta itu hanya satu azas? Thales mengusulkan air,
Anaximandros: yang tak terbatas, Anaximenes: api-udara-tanah-air, Pythagoras
dikenal oleh sekolah yang didirikannya untuk merenungkan hal itu. Herakleitos
mengajar bahwa segala Sesuatu mengalir.
Dalam penjelasannya, Bakhtiar (2010)
memberikan gambaran bahwa setelah berakhirnya filosof alam maka muncul masa
transisi yakni penelitian terhadap alam tidak menjadi focus utama, tetapi sudah
mulai menjurus pada penyelidikan pada manusia.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa filosof
alam ternyata tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan sehingga timbullah
kaum sofis yang mengkaji tentang manusia yaitu manusia merupakan ukuran
kebenaran. Namun para tokoh filosof
setelah kaum sofis tidak setuju dengan pandangan tersebut seperti Socrates,
Plato dan Aristoteles yang sekaligus menjadi puncak kejayaan para filosof
Yunani.
Pustaka
Assyarifa,
Ismail. 2002. Ensiklopedia Filsafat. Penerbit Khalifa. Jakarta.
Bakhtiar,
Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. PT. Grafindo Persada. Jakarta
http://www.dzakir.com.
2009. Filsafat Pra Socrates
http://www.hendrawisesa.com. Filsafat
Pra-Socrates. 2008
http://wwwshvoong.com. The Global Sources for Summaries &
Reviews. Syamsir Elvira. 2008. Perkembangan Ilmu Pengetahuan.
Noor,
Hadian. 1997. Pengantar Sejarah
Filsafat. Citra Mentari Group. Malang:
Osborne, Richard. 2001. Filsafat Untuk Pemula. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Osborne, Richard. 2001. Filsafat Untuk Pemula. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Russell,
Bertrand. 2004. Sejarah Filsafat Barat.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta:. Turnbull,
Neil. 2005. Bengkel Ilmu Filsafat.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar